Kamis, 26 Januari 2012

Analisis Gangguan Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi yang semakin cepat akan mempengaruhi jaringan akses yang menyangkut hubungan dari sentral ke pelanggan. Lapis akses merupakan lapisan yang berfungsi sebagai pengumpul yang menghubungkan pelanggan ke jaringan transport. Jaringan akses selama ini
didominasi oleh kabel tembaga, namun setelah dekade 90 – an, mulai dikembangkan jaringan akses lainnya,
yaitu jaringan akses radio (JARLOKAR) dan jaringan akses fiber ( JARLOKAF ).
Pada dasarnya, menurut media yang digunakan, jaringan akses dapat dikategorikan menjadi :

  • • Jaringan Lokal Akses Tembaga ( JARLOKAT ) Adalah jaringan lokal yang mengunakan kabel tembaga sebagai media akses dan merupakan media pertama pada jaringan lokal. Media ini yang banyak terpasang di lapangan.
  • • Jaringan Lokal Ases Radio ( JARLOKAR ) Adalah media jaringan lokal yang berwujud radio, seperti WLL.
  • • Jaringan Lokal Akses Fiber ( JARLOKAF ) Adalah jaringan lokal yang menggunakan fiber optik sebagai media akses.

Dari ketiga teknologi jaringan akses di atas, dalam implementasinya dapat dikombinasikan satu sama lain ( hybrid technologi ) yang secara terpadu membentuk jaringan akses secara keseluruhan. JARLOKAR yang saat ini digunakan pada dasarnya untuk percepatan layanan sambungan telekomunikasi, dan penanggulangan gangguan , yang untuk selanjutnya akan digantikan dengan jaringan tembaga. Hal tersebut dilakukan mengingat keterbatasan frekurnsi dan kapasitas kanal yang dapat ditampung pada setiap sistem, kemudian faktor konsentrasi yang membatasi tingkat layanannya. Teknologi baru yang akan digunakan diharapkan dapat meningkatkan layanannya. JARLOKAF menawarkan banyak kelebihan dari sisi kemampuan
kualitasnya, antara lain digunakan untuk transmisi jarak jauh. Jaringan antar sentral sebagian besar sudah menggunakan SKSO, tapi untuk jaringan lokal masih terbatas sebagai pengganti primer, sedangkan untuk jaringan sekunder dan saluran penanggalnya masih menggunakan kabel tembaga. Memang sudah ada jaringan fiber yang dibangun ke pelanggan yang berada di kawasan gedung-gedung perkantoran, namun masih dalam jumlah dan kawasan terbatas. Jadi, jaringan tembaga masih mendominasi jaringan telekomunikasi.

1.2 Permasalahan
Dalam bidang telekomunikasi, khususnya pada jaringan akses lokal tembaga, tidak semua pengiriman informasi yang berupa suara dapat diterima dengan baik. Gangguan–gangguan yang terjadi yang disebabkan karena alam, ataupun gangguan dari sentral dan jaringan yang akan mempengaruhi penyampaian informasi ke pelanggan, sehingga proses komunikasi tidak bisa berjalan dengan baik. Untuk itu, permasalahan yang akan diangkat dalam Tugas Akhir ini adalah mengenai gangguan–gangguan yang terjadi pada jaringan lokal
akses tembaga beserta analisis dan penyelesaiannya.

1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis hanya akan membahas mengenai gangguan–gangguan yang akan mempengaruhi komunikasi pada jaringan lokal akses tembaga serta analisis dan penyelesaiannya.
Gangguan yang diangkat dalam permasalahan ini hanya dibatasi gangguan yang ke arah luar yaitu gangguan yang terjadi pada jaringan yang dimulai dari RPU (Rangka Pembagi Utama) hingga ke pesawat pelanggan atau disebut juga OSP (Out Side Plant). Sedangkan data yang akan dianalisis hanya dibatasi pada gangguan yang sering terjadi atau yang paling besar mempengaruhi komunikasi, yaitu pada saluran penanggal, instalasi rumah,pesawat telepon, kabel primer bawah tanah, dan kabel sekunder bawah tanah. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statististik, dan metode time series. Dalam hal ini, penulis tidak membahas mengenai gangguan ke arah sentral.


1.4 Maksud dan Tujuan
Tujuan dan sasaran dari penulisan Tugas Akhir mengenai Analisis Gangguan Jaringan Lokal Akses Tembaga ini adalah :

  1. 1. Guna memenuhi syarat menyelesaikan program studi S1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada
  2. 2. Memperoleh pengalaman bermasyarakat yang dapat menunjang profesi yang didapat penulis.
  3. 3. Untuk memperoleh pengetahuan praktis mengenai telekomunikasi khususnya mengenai jaringan lokal akses tembaga.


1.5 Metode Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan studi kasus dan pengambilan data di STO Simpanglima Semarang, serta informasi dari berbagai sumber dan referensi. Sumber – sumber tersebut meliputi literatur, jurnal, buku manual yang ada di PT. TELKOM, serta artikel – artikel telekomunikasi dan teknologi
informasi dari berbagai media massa dan internet. Disamping itu, sumber dan referensi diperoleh dari hasil konsultasi dengan staff teknik PT. TELKOM guna memperoleh data – data yang akurat yang dapat
dijadikan sebagai penyusunan Tugas Akhir.

1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :
BAB I : Menguraikan mengenai latar belakang, permasalahan, pembatasan masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab II : Menguraikan mengenai tinjauan teori yang digunakan.
Bab III : Menguraikan mengenai gangguan–gangguan yang terjadi pada JARLOKAT.
Bab IV : Menguraikan mengenai analisis dan pembahasan dari gangguan – gangguan yang terjadi berdasarkan lokasi gengguan, dan penyebab gangguan
Bab V : Menguraikan mengenai kesimpulan dan saran yang meliputi penjelasan intisari dari seluruh penulisan yang telah dilakukan pada bab – bab sebelumnya serta diakhiri dengan saran – saran untuk kemajuan yang akan datang.

silahkan download skripsi lengkapnya disini


0 komentar

Posting Komentar